Cara Menulis Daftar Pustaka dengan Baik Sesuai Kaidah EYD
Bagi yang sedang membuat karya tulis, cara menulis daftar pustaka yang sesuai kaidah wajib dilakukan. Jika kamu benar dalam penulisan daftar pustaka, tentu akan membuat karya tulis menjadi lebih terlihat profesional.
Selain itu, kaidah Ejaan Yang Disempurnakan memiliki aturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Tentu saja agar karya tulis dan hal sejenis terlihat kredibel, pastinya harus mengacu pada aturan EYD.
Daftar pustaka tentu menjadi hal tidak terpisahkan dalam penulisan berbagai macam hal. Pastikan kamu tidak lupa dalam menuliskannya dan tepat sesuai kaidah, dengan ulasan sebagai berikut.
Mengenal Daftar Pustaka, Hal Penting yang Harus Disematkan
Bagi yang sedang menulis karya ilmiah baik itu skripsi, jurnal, dan berbagai hal lain daftar pustaka pasti tidak boleh tertinggal. Penulis harus menyajikannya di akhir sebagai bukti bahwa penulisan dari sumber yang benar.
Sebelum mengetahui cara menulis daftar pustaka yang baik, ketahui terlebih dahulu tentang definisinya. Daftar pustaka berarti sebuah daftar berisikan buku-buku serta sumber yang dipakai dalam penelitian.
Sebenarnya tidak hanya penelitian, penggunaan daftar pustaka juga kerap dipakai dalam menulis sebuah buku. Sebenarnya, istilah lain dari daftar pustaka bisa disebut referensi, rujukan, pranala, dan sebagainya.
Biasanya, peletakkan daftar pustaka atau rujukan ini ada di bagian akhir sebuah karya ilmiah. Tentunya pembuatan daftar pustaka ini bertujuan agar karya ilmiah atau tulisanmu dianggap dari sumber valid.
Selain itu, adanya daftar pustaka merupakan wujud terimakasih kepada peneliti sebelumnya. Rujukan yang kamu pakai juga dituliskan sebagai bentuk credit kepada penulis buku sehingga karya tulismu selesai.
Komponen-komponen dalam Cara Menulis Daftar Pustaka
Bagi yang sedang bingung menulis daftar pustaka yang sesuai dengan kaidah EYD, sebaiknya ketahui komponennya. Referensi tersebut menghadirkan banyak komponen yang harus diperhatikan dalam proses penulisan, diantaranya:
1. Nama Penulis
Komponen pertama dalam menulis daftar pustaka adalah nama penulis yang cara penulisannya berbeda. Tahukah kamu cara menulis daftar pustaka ?Untuk daftar pustaka, nama penulis buku atau rujukan ditulis nama belakangnya dahulu, kemudian diikuti koma baru nama belakang.
Misalnya kamu merujuk ke buku karya Dewi Lestari, berarti dalam daftar pustaka ditulis Lestari, Dewi. Apabila penulis memberikan gelar, dalam penulisan daftar pustaka gelar tidak perlu dituliskan.
Jika buku ditulis oleh dua orang, berarti hanya penulis pertama yang nama belakangnya dibalik. Untuk penulis yang kedua, tidak perlu dibalik nama belakangnya, tulis seperti apa adanya. Apabila ada rujukan dari karya lebih dari tiga penulis, cukup tambahkan keterangan “dkk”.
2. Tahun Terbit
Tahun terbit merupakan hal lain dalam penulisan daftar pustaka yang harus dilakukan. Letaknya setelah penulisan nama penulis, dengan dihubungkan memakai tanpa buka dan tutup kurung di akhirnya.
Misalnya kamu ingin merujuk pada buku karya Budi Hartanto yang tahun terbitnya 1999. Berarti cara menulis daftar pustaka yang tepat adalah dengan format, Hartanto Budi. (1999).
3. Judul Buku
Judul buku diletakkan dalam bagian selanjutnya setelah tahun terbit. Format font yang dituliskan untuk judul buku haruslah cetak miring. Misalnya saja Hartanto Budi. (1999). Cara Hidup Sehat Dengan Sayuran.
4. Tempat Terbit
Tempat terbit buku yang dijadikan referensi juga harus kamu sematkan dalam cara menulis daftar pustaka. Letaknya di belakang judul buku, dengan akhirnya titik dua. Misalnya saja Hartanto Budi. (1999). Cara Hidup Sehat Dengan Sayuran. Jakarta:
5. Nama Penerbit
Rangkaian menulis daftar pustaka yang terakhir adalah nama penerbit dari buku atau rujukan. Nama penerbit biasanya ditujukkan di baian akhir dengan tanda titik. Contohnya seperti Hartono Budi. (1999). Cara Hidup Sehat Dengan Sayuran. Jakarta: Bentang
Hal-hal Lain yang Terjadi dalam Cara Menulis Daftar Pustaka
Referensi yang kamu ambil sebagai daftar pustaka mungkin ada kalanya tidak lengkap. Misalnya ada angka di nama penulis, tidak ada nama penulis, dan sebagainya. Hal tersebut sebenarnya lumrah terjadi, tetap harus kamu sematkan.
Hanya saja dalam penulisannya tidak boleh asal-asalan walau ada beberapa bagian yang tidak lengkap. Ada beberapa hal yang mungkin akan kamu jumpai dalam menulis daftar pustaka diantaranya:
1. Tidak Ada Nama Penulis
Cara menulis daftar pustaka jika buku referensinya tidak ada nama penulis sebenarnya mudah. Kamu hanya menuliskannya langsung judul bukunya, tahun terbit, hingga lokasi. Hal ini tentu akan membantu, sehingga karya ilmiahmu tetap bisa dipertanggungjawabkan.
- Contohnya, Kamus Bahasa Indonesia. (2002). Bandung, Jawa Barat: Indonesia
2. Angka Pada Nama
Ada beberapa nama penulis yang menggunakan angka di dalamnya. Jika kamu ingin menuliskannya sebagai daftar pustaka, tidak perlu bingung. Tulislah angka tersebut setelah menuliskan nama penulisnya.
- Contohnya, Imanika, Haryanti., II. (1999). Pedoman Membaca Buku: Jakarta
3. Banyak Buku, Penulis Sama
Beberapa penulis juga banyak yang menulis buku dan kerap dijadikan sebagai referensi. Kamu harus menuliskan satu per satu nama penulis beserta bukunya jika menjadikannya sebagai referensi.
- Hartono Budi. (1999). Cara Hidup Sehat Dengan Sayuran. Jakarta: Bentang
- Hartono Budi. (2000). Manfaat Sayuran Hidroponik. Jakarta: Bentang
- Hartono Budi. (2002). Mengenal Sistem Pertanian Modern. Jakarta: Bentang
Cara Menulis Daftar Pustaka dari Sumber Artikel atau Jurnal
Salah satu sumber lain yang bisa kamu pakai dalam menulis daftar pustaka adalah artikel. Artikel atau jurnal ini sangat berguna untuk menambah informasi sehingga penulisan karya ilmiah kian menarik.
Untuk menulis daftar pustaka dari sumber satu ini, sebenarnya format penulisannya tidak berbeda dari buku. Formatnya harus kamu ketahui dahulu sehingga nantinya bisa diaplikasikan secara lebih mudah.
1. Format Penulisan
Jika kamu ingin mengambil referensi dari artikel atau jurnal, formatnya harus diketahui dengan baik. Format penulisannya adalah nama belakang penulis beserta inisialnya. (tahun pembuatan). Judul artikel atau jurnal. Nama jurnal ditulis cetak miring. (Nomor), halaman.
2. Contoh Penulisan Satu Penulis
Jika ada jurnal artikel dengan isi satu penulis, berarti penulisannya harus dengan format tertentu. Untuk nama yang ditulis pertama adalah nama belakang, diikuti inisialnya. Kemudian baru tahun, judul, sampai nama jurnalnya.
- Ridwan, H. (2010). Minuman Kaya Folat. Post: Jurnal Study, 2(1), 50
3. Contoh Penulisan Dua Penulis
Khusus jurnal artikel dengan dua penulis, berarti kamu tetap menggunakan nama belakang dahulu. Hampir sama seperti penulisan daftar pustaka jika mengambil referensi dari buku. Setelah itu, baru diikuti dengan inisialnya untuk penulis pertama, dan penulis kedua.
- Ridwan, H & Stefan William. (2010). Minuman Kaya Folat. Post: Jurnal Study, 2(1), 50
4. Contoh Penulisan Lebih dari Tiga Penulis
Ada beberapa contoh jurnal yang penulisnya lebih dari tiga orang. Sebenarnya format penulisannya hampir sama dengan referensi buku, yakni memakai kata “dkk”.
- Contoh cara menulisnya dengan cara : Ridwan dkk. (2015). Minuman Kaya Folat. Post: Jurnal Study, 2(1), 50
5. Buku dari Editor
Cara menulis daftar pustaka jika kamu menggunakan buku hasil editor tentunya akan berbeda lagi. buku editor ini merupakan buku yang diedit oleh editor dan harus diberikan keterangan khusus.
Keterangan yang harus diberikan ini harus ada tulisan (Eds) kemudian tahun terbit. Judul buku, tempat terbit, baru penerbit. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat contoh penulisan daftar pustaka dari buku editor berikut.
- Ridwan dkk (Eds). (2015). Minuman Kaya Folat. Jakarta: Mizan
Cara Menulis Daftar Pustaka dari Makalah, Tesis, Skripsi, dan Sejenisnya
Buku memang menjadi salah satu sumber referensi terdepan dalam menulis sebuah karya tulis. Akan tetapi, banyak juga mahasiswa atau orang yang menggunakan makalah, tesis, dan sejenisnya. Referensi tersebut juga harus disematkan ke dalam daftar pustaka.
Akan tetapi, untuk cara penulisannya tentu tidaklah sama dengan menyematkan referensi daftar pustaka buku. Jika ingin menggunakan karya ilmiah sebagai referensi, format penulisannya adalah:
- Untuk referensi tersebut ditulis dengan format nama belakang serta inisial penulis. (tahun pembuatan). Judul karya tulis ditulis cetak miring. (Institusi, tahun pembuatan)
- Jika kamu mengambilnya dari internet, jangan lupa tambahkan keterangan ‘diakses dari’ untuk melengkapi keterangan
- Misalnya saja kamu mengambil referensi Skripsi Budi Haryono tahun 2010, berarti teknik menulis daftar pustaka tersebut adalah: Budi, H. (2010). Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Kinerja Karyawan. (Skripsi, Universitas Paramadina 2010) Diakses dari https://www.skripsi.or/
Cara Menulis Daftar Pustaka Jika dari Internet dan Ebook
Referensi dalam menulis sebuah karya ilmiah sangatlah bervariasi tidak sebatas dari sumber media cetak. Bahkan kamu bisa mendapatkannya dari internet dan tetap harus disertakan di karya ilmiahmu.
Hanya saja, dalam penulisan daftar pustaka dari sumber internet, kaidahnya tentu berbeda dengan sumber buku. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis daftar pustaka jika diambil dari internet.
1. Daftar Pustaka Website Plus Nama Penulis
Ada halaman website yang mencakup nama penulis di dalamnya. Jika terdapat hal demikian, cara menulis daftar pustaka tentunya akan jauh lebih mudah. Kamu bisa mencoba menuliskannya dengan contoh seperti:
- Ismi, Annisa. (2021). Cara Memakai Sunblock. Diakses pada 20 Januari 2022, dari https://www.learningannisa/cara-memakai-sunblock/
2. Daftar Pustaka Website Plus Nama Institusi
Penulisan nama Institusi dalam sebuah website sebenarnya hampir sama dengan poin sebelumnya. Jika ada nama institusi yang ada di website rujukan, berarti penulisannya bisa seperti contoh;
- Sumber Medika Cipta. (2020). Kesehatan Mental. Diakses pada 20 Januari 2021, dari https://www.sehatmental/documents/
3. Daftar Pustaka Website Tanpa Nama
Cara menulis daftar pustaka dari website yang nama penulisnya tidak ada juga bisa kamu lakukan. Biasanya hal ini dilakukan jika dalam sebuah halaman web tidak ada keterangan lengkap. Cara penulisannya dengan judul website di awal, kemudian diikuti tahun halaman.
- Contoh pertama seperti Sejarah Memancing. (2020). Diakses pada 10 Januari 2021, dari https://www.hobimancing.com/sejarah-memancing
4. Daftar Pustaka dari Ebook
Buku yang hanya bisa diakses secara daring tentu penulisan daftar pustakanya berbeda dengan buku biasa. Jika kamu menggunakan ebook dalam referensi, berarti format penulisannya lebih berbeda.
Cukup tulisan saja dengan format Nama Belakang Penulis, Inisialnya. (Tahun terbit). Judul ebook. Tempat terbit. url. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat contoh di bawah dalam cara menulis daftar pustaka ebook.
- Smith, A. (2002). National Park in Indonesia (3th Ed). Bandung: Geological Society of Indonesia. Tersedia dari Onflix database. (Jika link yang diberikan hanya mengarahkan ke akses, ganti dengan kata “tersedia dalam”)
Penggunaan ebook sebagai referensi dalam membuat sebuah karya ilmiah dan skripsi sebenarnya sudah semakin lumrah. Kamu dapat memakainya secara mudah dan mendapatkannya di internet. Pastikan untuk menuliskan daftar pustakanya dengan benar.
Ternyata bisa disimpulkan bahwa menulis daftar pustaka adalah perkara yang memerlukan ketelitian. Bahasa Indonesia sudah memberikan cara menulis daftar pustaka yang baik, dan tentu bisa dengan mudah kamu terapkan.