Contoh Pantun Jenaka, Nasehat, Kiasan, Agama dan Cinta
Contoh pantun seringkali menjadi salah satu tugas yang harus diselesaikan pelajar di sekolah. Tapi tidak hanya itu, contoh tersebut juga membantu para pengajar mendapatkan contoh paling tepat untuk dijelaskan kepada anak didik.
Dengan mengetahui seluk beluk serta bentuk pantunnya dengan baik, orang lain juga bisa memahami makna atau arti dari pantun tersebut. Untuk mencari contohnya sendiri, memang saat ini mudah sekali mencarinya.
Karena penggunaan internet sudah semakin marak, pengguna bisa langsung mencari tahu informasi literatur melalui jaringan internet tersebut. Seperti kali ini, akan membahas mengenai beberapa contoh pantun.
Tentunya informasi ini sangat membantu sekali, terutama bagi kamu yang memang sedang mencarinya.
Oleh sebab itu, pastikan agar kamu membaca artikel ini sampai selesai, ya. Tapi sebelum mengetahui contohnya, ketahui pengertian pantunnya terlebih dahulu.
Pengertian Pantun
Meski berbagai pantun sudah banyak diketahui, karena sering ditampilan di televisi atau media lainnya. Tapi sebagaian orang, tetap kurang mengetahui apa yang dimaksud dengan pantun itu sendiri.
Pantun merupakan jenis karya sastra yang terikat dengan aturan-aturan tertentu. Maksudnya jika kamu ingin membuat karya seni ini, maka harus sesuai dengan aturan yang sudah tertera.
Perlu kamu ketahui pula, karya sastra ini sudah ada sejak zaman dulu dan orang-orang pada zaman itu sering melakukan kegiatan berbalas pantun.
Karya sastra ini lebih sering dilafalkan melalui lisan daripada ditulis, tapi hanya berlaku pada zaman dahulu.
Bahkan orang-orang tersebut, membuat pantunnya secara spontan. Jadi tidak perlu berpikiran panjang menyusun kata-kata menggunakan diksi yang pas, atau menggunakan Rima sesuai kata yang digunakan.
Tapi seiring dengan perkembangan zaman, kini karya literatur tersebut diubah menjadi karya tulis dan dipelajari di dunia pendidikan dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Tidak jarang guru-guru dituntut memberikan contoh dan siswa harus membuat contoh barunya. Untuk mengetahui contoh pantun kami sudah merangkumnya melalui penjelasan dengan jenis pantun di bawah ini.
Jenis dan Contoh Pantun
Setelah mengetahui pengertiannya, kamu juga harus mengetahui tentang pantun lainnya. Misalnya jenis dan beberapa contoh yang akan kami bahas lengkap melalui artikel ini.
Dengan mengetahui jenis serta contohnya, tentu kamu bisa lebih memahami apa yang dimaksud karya tulis tersebut dan mampu mengklasifikasikannya. Terutama untuk mengerjakan tugas jadi lebih mudah dan cepat selesai.
Ada beberapa jenis dan contoh pantun yang akan kami bahas. Tapi yang kami bahas, paling terkenal di masyarakat. Silakan simak penjelasan lengkap terkait pantunnya di bawah ini.
1. Jenis dan Contoh Pantun Jenaka
Bagi kamu yang senang berkumpul dengan teman, menggunakan jenis yang satu ini sangat cocok sekali. Seusai dengan jenisnya ‘jenaka’ berarti lucu, bisa membawa kesenangan pada suasana saat itu.
Tentunya kamu bisa mencairkan suasana menggunakan pantun yang ini. Gunakan kata-kata lucu agar suasana semakin riuh. Jika masih merasa bingung, berikut kami berikan contoh pantun jenaka;
- Beli bunga mawar di tanah Sunda,
Beli bunga melati di pulau Jawa,
Hari ini lupakan si dia
Besoknya sudah tambah merasa cinta
- Jalan-jalan ke rumah Pak Gempal
Selalu lupa membawa sendal
Melihat teman jatuh terjungkal
Kami tertawa terpingkal-pingkal
2. Jenis dan Contoh Pantun Cinta
Selain jenis jenaka, ada juga jenis pantun Cinta. Mendengar kata cinta pasti sudah sedikit terbayang bagaimana isinya. Ya, berisi tentang ungkapan rasa cinta kepada orang tersayang.
Tidak jarang jenis ini mampu membuat orang yang membacanya merasa tersipu. Dan sering digunakan untuk merayu atau menggoda kekasih. Kamu bisa menggunakannya, sebagai bahan menggoda kekasih dengan cara berbeda.
Seperti kamu ketahui, saat ini memang banyak sekali gombalan receh tapi mampu membuat orang tersipu malu. Salah satu gombalan tersebut, biasanya berbentuk pantun. Berikut ini kami berikan contohnya untuk kamu.
- Membeli Duku di sebelah selatan
Hendak kembali ke rumah lagi
Melihat Tuan tampan rupawan
Hati rasa ingin memiliki
- Membawa minuman ke depan tamu
Sekalian memberi sapa
Tak ingin berhenti mengharapkanmu
Karena tutur lembut hadirkan cinta
3. Jenis dan Contoh Pantun Teka-teki
Selain dua jenisnya di atas, masih ada beberapa lainnya. Misalnya teka-teki, melalui jenis ini tentunya kamu bisa membuat teka-teki tapi menggunakan sebuah pantun.
Selain membuat teka-teki, jawabannya juga harus menggunakan pantun juga. Jadi tetap ya, ada kegiatan balas-membalas. Supaya lebih jelasnya silakan lihat contoh pantun di bawah ini.
- Pergi ke Jakarta naik Taksi
Sambil berjalan keliling kota
Punya dua sayap terbuat dari bahan besi
Coba tebak apa namanya?
Jawaban: Pesawat
- Jalan-jalan ke Bekasi
Jangan lupa bawa lemari
Jika kamu pandai dan baik hati
Coba tebak nasi apa yang tidak basi
Jawaban: Nasihat
4. Jenis dan Contoh Pantun Kiasan
Jenis lainnya adalah pantun kiasan. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan kiasan? Perumpamaan atau bukan maksud sebenarnya. Jadi jika kamu mau membuatnya harus menggunakan perumpamaan kata, tapi dalam makna yang positif, ya.
Supaya lebih jelas lagi, berikut ini kami berikan contoh pantunnya;
- Bunga teratai menawan hati
Indah merekah terus kupandangi
Gunung tinggi bisa kudaki
Juga lautan akan kusebrangi
Memiliki makna, jika kita terus berusaha keras maka akan selalu ada jalan menuju hal tersebut. Mempunyai makna positif untuk menguatkan diri dan terus bersemangat dalam menggapai apa yang diinginkan.
- Pergi liburan ke Ciganjur
Pulangnya malam badan meriang
Jiwa menangis di pintu kubur
Teringat diri tidak pernah sembahyang
Memiliki makna, menyesali diri tidak pernah beribadah selama berada di dunia. Terlalu sibuk dengan kehidupan fana dan melupakan kehidupan abadi.
5. Jenis dan Contoh Pantun Peribahasa
Selain jenis sebelumnya yang memiliki makna tidak sebenarnya, begitu juga dengan pantun peribahasa. Jadi di dalamnya terdapat kalimat peribahasa yang memiliki makna mendalam. Kami berikan contoh pantunnya khusus untuk kamu.
- Anak ayam terus berlari
Takut Elang datang menerkam
Air diminum terasa duri
Nasi dimakan terasa sekam
Dalam peribahasa ini memiliki makna, karena begitu besarnya rasa takut makan dan minum jadi terasa tidak enak.
- Anak gadis menepuk dahi
Rambut di tanam pada tepi telinga
Anjing terbiasa makan tai
Kalau tak makan … Cium juga
Dalam hal ini memiliki makna , bahwa seberapa hebat orang mampu menyembunyikan bangkai (kebusukan) akan tercium juga.
6. Jenis dan Contoh Pantun Agama
Kehadiran jenis satu ini, menjadi salah satu sarana menyampaikan agama atau mengingatkan dalam kegiatan beribadah. Lebih tepatnya mengingatkan pada sesuatu yang mengarah pada agama. Misalnya;
- Pergi berkunjung ke rumah pak Ahmad
Sambil membawa kain beldru
Kita ini umat Nabi Muhammad
Jangan sampai lupa kerjakan sholat fardhu
- Tanaman padi tumbuh subur
Banyak belalang berlalu lalang
Mayit menangis di dalam kubur
Terkenang diri tak perna sembahyang
Dari dua pantun ini menjadu cambukan cukup kuat. Mengingatkan diri manusia untuk selalu melaksanakan ibadah selama di dunia.
7. Jenis dan Contoh Pantun Nasehat
Selain beberapa jenis yang sudah kami sebutkan sebelumnya, masih ada satu jenis nasehat. Berisi wejangan atau pesan-pesan tersirat selama menjalani hidup. Berikut ini contohnya;
- Berjalan-jalan jumpa si Langgi
Di sampingnya ada si Lala
Tidak belajar orang tak rugi
Kecuali diri di masa tua
- Ada hewan imut dan lucu
Diberi nama hewan trenggiling
Banyak harta tapi miskin ilmu
Bagaikan rumah tidak berdinding
Ada banyak sekali jenis pantunnya, menurutmu mana contoh pantun yang paling menarik? Silakan coba membuat karya literatur ini sendiri. Tapi sebelum itu perhatikan unsur-unsur yang ada di dalamnya terlebih dahulu.
Unsur-unsurnya
Setelah mengetahui beberapa contohnya di atas, pasti kamu merasa tertarik untuk membuatnya sendiri. Dalam pembuatannya ada beberapa unsur perlu kamu perhatikan, yakni;
1. Intrinsik
Yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur yang mendukung latar, plot, alur, dan tema. Untuk bagian ini yang menjadi ciri khasnya adalah Rima. Dalam Rima ini bisa memberikan nada serta memberikan daya tarik lebih memikat.
2. Ekstrinsik
Sedangkan untuk faktor ekstrinsik, merupakan unsur yang melatarbelakangi terbentuknya sebuah pantun. Tentunya nanti akan sangat berpengaruh pada isi juga pesan yang akan disampaikan pada para pendengar.
Kedunya menjadi dua unsur sangat penting dalam pembuatan karya literatur ini. Hingga menjadikannya berbeda dari yang lain. Tapi, perlu kamu ketahui ada beberapa ciri yang membuatnya beda dengan karya literatur lainnya.
Ciri-ciri dan Pembeda Karya Pantun dengan Lainnya
Selain dua unsur di atas yang membedakan dengan lainnya, ada beberapa ciri-ciri lain. Sehingga ciri ini juga menjadi bagian khas dari pantun. Dengan mengetahui cirinya, kamu bisa lebih mudah mencari perbedaan dengan karya sastra lainnya.
- Pada setiap barisnya memiliki 8 sampai 12 suku kata
- Memiliki akhiran a-b-a-b, a-a-a-a, b-a-b-a
- Di dalamnya terdiri dari 2 sampiran dan 2 isi
- Nantinya akan menjadi satu karya
Dengan ciri-ciri tersebut, kamu juga bisa lebih mudah memahami serta membuatnya. Pastikan setiap akhirnya memiliki Rima (atau persamaan bunyi) sesuai susunan sudah ditentukan di atas (a-b-a-b, b-a-b-a, dan a-a-a-a).
Jika masih terasa sulit membuatnya, kami akan paparkan langkah-langkah cara membuatnya sesuai dengan contoh pantun di atas.
Langkah Mudah Membuatnya
Ada beberapa faktor, yang perlu kamu perhatikan dalam proses pembuatannya supaya berhasil dan sesuai dengan ketentuan di atas.
- Tentukan jenis yang akan kamu buat
- Buatlah ‘isi’ terlebih dahulu
- Kemudian baru buat ‘sampirannya’
Dengan begitu bisa lebih mudah membuatnya. Mengapa harus isi terlebih dahulu? Karena isi lebih penting daripada bagian sampirannya. Setiap pendengar atau pembaca lebih fokus melihat bagian isinya.
Maka dari itu kami sarankan untuk membuat isi terlebih dahulu barulah bagian sampiran. Jadi proses pembuatannya lebih mudah dan cepat.
Selain menggunakan contoh di atas, kamu juga bisa mengunduh contoh lainnya melalui link yang sudah disediakan.
Unduh Disini
Pastikan sebelum membuatnya, perhatikan setiap unsur intrinsik dan ekstrinsik, serta ciri-ciri di atas. Agar sesuai dengan aturan yang sudah tertera sejak dulu.
Jika merasa masih bingung, maka gunakan saja salah satu contoh pantun di atas untuk mengisi tugas di sekolah. Namun akan lebih baik jika kamu membuatnya sendiri dan sesuai dengan aturan yang ada.