Reorder Point Rumus: Cara Mudah Menghitung Persediaan Barang
Hello Kaum Berotak! Apakah kamu sedang mengelola bisnis di bidang penjualan atau produksi barang? Jika iya, kamu pasti tahu betapa pentingnya mengatur persediaan barang agar selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan reorder point rumus. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara mudah menghitung reorder point rumus untuk meningkatkan efisiensi persediaan barangmu.
Apa Itu Reorder Point?
Reorder point adalah titik atau jumlah minimum persediaan barang yang harus ada sebelum kamu melakukan pemesanan ulang atau pembelian ulang. Dengan mengetahui reorder point, kamu dapat menghindari kehabisan stok barang dan memastikan barang selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Namun, perhitungan reorder point tidak hanya didasarkan pada jumlah persediaan barang, tetapi juga faktor-faktor lain seperti waktu pengiriman barang dan tingkat permintaan pelanggan.
Rumus Reorder Point
Ada beberapa rumus yang dapat digunakan dalam menghitung reorder point, namun yang paling umum adalah:
Reorder Point = (Rata-rata Permintaan Harian x Waktu Pengiriman dalam Hari) + Safety Stock
Dalam rumus ini, safety stock adalah jumlah persediaan tambahan yang harus ada untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan pelanggan atau keterlambatan pengiriman barang. Safety stock dapat dihitung dengan menggunakan persentase tertentu dari rata-rata permintaan harian atau berdasarkan pengalaman bisnis sebelumnya.
Contoh Perhitungan Reorder Point
Sekarang, mari kita lihat contoh perhitungan reorder point untuk memudahkan pemahaman. Misalnya, kamu menjual produk A dengan rata-rata permintaan harian sebanyak 50 unit dan waktu pengiriman dari supplier selama 5 hari. Kamu juga menentukan safety stock sebesar 20% dari rata-rata permintaan harian. Maka, rumus reorder point akan menjadi:
Reorder Point = (50 x 5) + (50 x 0,2) = 270
Dalam hal ini, reorder point adalah 270 unit. Jadi, ketika persediaan produk A mencapai 270 unit, kamu harus segera memesan ulang agar stok barang selalu tersedia dalam jumlah yang cukup.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reorder Point
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perhitungan reorder point juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti:
- Tingkat permintaan pelanggan
- Waktu pengiriman dari supplier
- Safety stock
- Tingkat ketidakpastian atau fluktuasi permintaan pelanggan
- Kemampuan supplier untuk memenuhi pesanan
Dalam mengatur persediaan barang, kamu harus mempertimbangkan faktor-faktor ini agar dapat menghitung reorder point dengan akurat dan meminimalkan risiko stok barang kosong.
Keuntungan Menggunakan Reorder Point Rumus
Menggunakan reorder point rumus dapat memberikan beberapa keuntungan dalam pengelolaan persediaan barang seperti:
- Meningkatkan efisiensi persediaan barang
- Menghindari stok barang kosong
- Mengurangi biaya persediaan
- Meningkatkan produktivitas dan kepuasan pelanggan
Dengan menggunakan rumus reorder point, kamu dapat mengoptimalkan persediaan barangmu dan meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.
Kesimpulan
Dalam mengelola bisnis, mengatur persediaan barang merupakan salah satu hal yang sangat penting. Dengan menggunakan reorder point rumus, kamu dapat menghitung jumlah minimum persediaan barang yang harus ada sebelum melakukan pemesanan ulang atau pembelian ulang. Reorder point tidak hanya didasarkan pada jumlah persediaan barang, tetapi juga faktor-faktor lain seperti waktu pengiriman barang dan tingkat permintaan pelanggan. Dengan menghitung reorder point secara akurat, kamu dapat meningkatkan efisiensi persediaan barang, menghindari stok barang kosong, mengurangi biaya persediaan, serta meningkatkan produktivitas dan kepuasan pelanggan. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan rumus reorder point dalam pengelolaan persediaan barangmu!