RUMUS

Rumus Amortisasi: Cara Mudah Hitung Depresiasi

Hello, Kaum Berotak! Apakah Anda sering mendengar istilah amortisasi namun tidak tahu apa artinya? Jangan khawatir, dalam artikel ini kita akan membahas secara lengkap tentang rumus amortisasi dan bagaimana menghitung depresiasi dengan mudah.

Apa itu Amortisasi?

Amortisasi adalah proses pengurangan nilai sebuah aset dari waktu ke waktu. Nilai aset dapat berkurang karena beberapa faktor seperti penggunaan, keausan, dan ketidakrelevanannya di masa depan. Amortisasi biasanya digunakan dalam akuntansi untuk mencatat pengurangan nilai aset.

Kenapa Rumus Amortisasi Penting?

Rumus amortisasi penting untuk mengetahui nilai aset perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam akuntansi, nilai aset harus dicatat dengan benar untuk menghindari kesalahan dalam laporan keuangan. Selain itu, rumus amortisasi juga membantu perusahaan menghitung jumlah depresiasi yang dapat dikurangkan dari pajak penghasilan.

Menghitung Depresiasi

Depresiasi adalah jumlah pengurangan nilai aset dari tahun ke tahun. Ada beberapa metode untuk menghitung depresiasi, namun yang paling umum adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun.

Dalam metode garis lurus, depresiasi dihitung dengan membagi nilai aset dengan umur ekonomisnya. Umur ekonomis adalah waktu yang diperkirakan aset dapat digunakan sebelum tidak efektif lagi. Sebagai contoh, jika sebuah mesin memiliki nilai awal sebesar Rp 10.000.000 dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka depresiasi per tahunnya adalah Rp 2.000.000 (Rp 10.000.000 ÷ 5 tahun).

Dalam metode saldo menurun, depresiasi dihitung dengan memperhitungkan nilai buku sisa aset setelah setiap tahun. Nilai buku sisa adalah nilai aset setelah dikurangi depresiasi dari tahun sebelumnya. Sebagai contoh, jika sebuah mesin memiliki nilai awal sebesar Rp 10.000.000 dan nilai buku sisa setelah tahun pertama adalah Rp 8.000.000, maka depresiasi pada tahun kedua adalah Rp 1.600.000 (Rp 10.000.000 – Rp 8.000.000).

Contoh Penggunaan Rumus Amortisasi

Sebuah perusahaan membeli sebuah gedung seharga Rp 50.000.000 dengan umur ekonomis 20 tahun. Perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk menghitung depresiasi.

Depresiasi per tahunnya dapat dihitung dengan rumus:

Depresiasi per tahun = Nilai awal ÷ Umur ekonomis

Depresiasi per tahun = Rp 50.000.000 ÷ 20 tahun = Rp 2.500.000

Dengan demikian, nilai buku gedung setelah 5 tahun adalah:

Nilai buku gedung = Nilai awal – (Depresiasi per tahun × Tahun)

Nilai buku gedung = Rp 50.000.000 – (Rp 2.500.000 × 5) = Rp 37.500.000

Kesimpulan

Amortisasi dan depresiasi adalah hal yang penting dalam akuntansi. Rumus amortisasi membantu perusahaan menghitung depresiasi dengan benar dan menghindari kesalahan dalam laporan keuangan. Ada beberapa metode untuk menghitung depresiasi, namun yang paling umum adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun. Dengan menggunakan rumus amortisasi, perusahaan dapat menghitung nilai aset perusahaan dari waktu ke waktu dan menghitung pajak penghasilan dengan benar.

Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button