Rumus Angka Kematian Balita: Mengapa Angka Ini Masih Tinggi di Indonesia?
Pendahuluan
Hello Kaum Berotak! Kali ini, kita akan membahas tentang rumus angka kematian balita di Indonesia. Masih terdengar asing bagi sebagian orang, padahal angka ini merupakan indikator penting untuk mengetahui kesehatan anak-anak di Indonesia. Mari simak penjelasannya.
Apa itu angka kematian balita?
Angka kematian balita (AKB) adalah jumlah kematian anak di bawah usia lima tahun per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun. AKB menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan anak-anak di suatu negara. Semakin rendah angka AKB, semakin baik kesehatan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan di negara tersebut.
Seberapa besar angka kematian balita di Indonesia?
Sayangnya, di Indonesia angka kematian balita masih cukup tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, angka AKB di Indonesia sebesar 21 per 1.000 kelahiran hidup. Artinya, dari 1.000 kelahiran hidup, 21 anak meninggal sebelum usia lima tahun. Angka ini masih jauh dari target pembangunan berkelanjutan (SDG) yaitu kurang dari 10 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Mengapa angka kematian balita masih tinggi?
Penyebab angka kematian balita yang tinggi di Indonesia sangat kompleks dan multifaktorial. Beberapa penyebabnya adalah:
1. Penyakit infeksi seperti diare, pneumonia, dan malaria yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
2. Kurangnya pengetahuan dan praktik hidup sehat di masyarakat.
3. Kualitas pelayanan kesehatan yang masih perlu ditingkatkan.
4. Akses terhadap pelayanan kesehatan yang masih sulit di beberapa daerah.
Bagaimana cara menghitung angka kematian balita?
Rumus angka kematian balita adalah:
AKB = (jumlah kematian balita dalam satu tahun / jumlah kelahiran hidup dalam satu tahun) x 1.000
Contoh: Jika dalam satu tahun terdapat 100.000 kelahiran hidup dan 2.000 balita meninggal, maka AKB di daerah tersebut adalah:
AKB = (2.000/100.000) x 1.000 = 20 per 1.000 kelahiran hidup
Untuk menurunkan angka kematian balita, diperlukan upaya yang terintegrasi dari berbagai sektor. Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain:
1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
2. Peningkatan pengetahuan dan praktik hidup sehat di masyarakat.
3. Penguatan sistem kesehatan, termasuk sumber daya manusia dan infrastruktur kesehatan.
4. Penanganan penyakit infeksi secara lebih efektif.
Kesimpulan
Angka kematian balita masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Penyebabnya sangat kompleks dan multifaktorial. Diperlukan upaya yang terintegrasi dari berbagai sektor untuk menurunkan angka kematian balita. Mari bersama-sama memperjuangkan kesehatan anak-anak Indonesia.