Rumus Debit Kredit Akuntansi: Kenali Dasar-dasarnya
Hello, Kaum Berotak! Apakah kamu sedang belajar akuntansi atau ingin melancarkan bisnismu dengan mengelola keuangan yang tepat? Jika iya, maka kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah debit kredit. Debit kredit merupakan dasar-dasar akuntansi yang penting untuk dipahami agar kamu bisa membuat laporan keuangan yang akurat. Namun, sebelum membahas lebih dalam tentang rumus debit kredit akuntansi, mari kita kenali dulu apa itu debit dan kredit.
Debit dan Kredit: Apa Bedanya?
Debit dan kredit merupakan istilah yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dalam akuntansi. Debit adalah sisi kiri dari buku besar dan digunakan untuk mencatat penambahan aset atau pengurangan kewajiban dan ekuitas. Sedangkan kredit adalah sisi kanan dari buku besar dan digunakan untuk mencatat penambahan kewajiban dan ekuitas atau pengurangan aset.
Contohnya, jika kamu membeli peralatan kantor senilai Rp 5.000.000 dengan uang tunai, maka transaksi tersebut dicatat dengan debet pada akun peralatan kantor dan kredit pada akun kas. Ini artinya, aset peralatan kantor bertambah sebesar Rp 5.000.000 dan kas berkurang sebesar Rp 5.000.000.
Rumus Debit Kredit Akuntansi
Setelah kamu memahami konsep dasar debit kredit, saatnya untuk belajar rumus debit kredit akuntansi. Rumus ini digunakan untuk menghitung saldo dari masing-masing akun dalam buku besar. Ada dua rumus debit kredit yang perlu kamu ketahui:
Rumus Saldo Debit
Rumus saldo debit adalah sebagai berikut:
Saldo Debit = (Jumlah Debit) – (Jumlah Kredit)
Jika jumlah debit lebih besar dari jumlah kredit, maka saldo akun tersebut bernilai positif atau debet. Sedangkan jika jumlah kredit lebih besar dari jumlah debit, maka saldo akun tersebut bernilai negatif atau kredit.
Rumus Saldo Kredit
Sedangkan rumus saldo kredit adalah sebagai berikut:
Saldo Kredit = (Jumlah Kredit) – (Jumlah Debit)
Jika jumlah kredit lebih besar dari jumlah debit, maka saldo akun tersebut bernilai positif atau kredit. Sedangkan jika jumlah debit lebih besar dari jumlah kredit, maka saldo akun tersebut bernilai negatif atau debet.
Contoh Penggunaan Rumus Debit Kredit
Untuk memahami lebih jelas tentang penggunaan rumus debit kredit akuntansi, mari kita lihat contoh berikut:
PT ABC memiliki akun kas dengan jumlah debit sebesar Rp 10.000.000 dan kredit sebesar Rp 7.000.000. Maka, untuk menghitung saldo akun kas, kita dapat menggunakan rumus saldo debit:
Saldo Debit = (Jumlah Debit) – (Jumlah Kredit) = Rp 10.000.000 – Rp 7.000.000 = Rp 3.000.000
Artinya, saldo akun kas PT ABC adalah Rp 3.000.000 dan merupakan saldo debet.
Kesimpulan
Debit kredit merupakan dasar-dasar akuntansi yang penting untuk dipahami agar kamu bisa membuat laporan keuangan yang akurat. Dalam pencatatan transaksi keuangan, debit digunakan untuk mencatat penambahan aset atau pengurangan kewajiban dan ekuitas, sedangkan kredit digunakan untuk mencatat penambahan kewajiban dan ekuitas atau pengurangan aset. Untuk menghitung saldo dari masing-masing akun dalam buku besar, kamu perlu menguasai rumus debit kredit akuntansi. Ingatlah rumus ini: saldo debit = (jumlah debit) – (jumlah kredit) dan saldo kredit = (jumlah kredit) – (jumlah debit). Dengan memahami dasar-dasar debit kredit dan rumusnya, kamu bisa mengelola keuangan dengan tepat dan membuat laporan keuangan yang akurat.
Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!