RUMUS

RUMUS DJJ: Cara Mudah Hitung Debit Jantung yang Tepat

Kenapa Harus Mengecek Debit Jantung?

Hello Kaum Berotak, kali ini kita akan membahas tentang rumus DJJ atau Debit Jantung. Sebelum kita masuk ke dalam rumusnya, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai pentingnya mengecek debit jantung dalam aktivitas olahraga kita. Debit jantung merupakan volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit. Dalam berolahraga, mengetahui debit jantung bisa membantu kita menentukan intensitas dan durasi latihan yang tepat sesuai dengan kemampuan tubuh kita.

Dengan mengetahui debit jantung, kita dapat menghindari latihan yang terlalu berat atau terlalu ringan yang dapat mempengaruhi hasil olahraga kita. Latihan terlalu berat dapat menyebabkan cedera dan kinerja tubuh yang buruk, sedangkan latihan terlalu ringan tidak memberikan hasil yang maksimal dalam aktivitas olahraga kita.

Rumus DJJ: Cara Mudah Hitung Debit Jantung

Sekarang, kita akan membahas tentang rumus DJJ. Rumus DJJ sederhana, yaitu:

Debit jantung = Denyut nadi x Volume darah per denyut

Dalam rumus di atas, kita perlu mengetahui denyut nadi dan volume darah per denyut. Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung dalam satu menit, sedangkan volume darah per denyut adalah volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu denyut. Volume darah per denyut bervariasi tergantung pada kondisi tubuh kita.

Untuk mengetahui denyut nadi kita, kita bisa merasakan denyut jantung di pergelangan tangan atau leher dan menghitung jumlah denyut dalam satu menit. Sedangkan untuk mengetahui volume darah per denyut, kita dapat meminta bantuan dokter atau ahli olahraga untuk melakukan tes.

Bagaimana Menentukan Intensitas Latihan Berdasarkan Debit Jantung?

Dalam olahraga, intensitas latihan dapat ditentukan berdasarkan persentase dari denyut nadi maksimum. Denyut nadi maksimum adalah denyut jantung tertinggi yang mampu dicapai oleh tubuh kita. Untuk mengetahui denyut nadi maksimum, kita dapat menggunakan rumus:

Denyut nadi maksimum = 220 – usia

Dalam rumus di atas, usia adalah usia kita dalam tahun. Contoh, jika usia kita 25 tahun, maka denyut nadi maksimum kita adalah 195 denyut per menit.

Intensitas latihan dapat dibagi menjadi beberapa level berdasarkan persentase dari denyut nadi maksimum, yaitu:

  • Level rendah: 50-60% dari denyut nadi maksimum
  • Level sedang: 60-70% dari denyut nadi maksimum
  • Level tinggi: 70-80% dari denyut nadi maksimum
  • Level sangat tinggi: 80-90% dari denyut nadi maksimum

Dalam menentukan intensitas latihan, kita perlu memperhatikan kondisi tubuh kita dan tidak memaksakan diri untuk mencapai level yang tinggi atau sangat tinggi. Konsultasikan dengan dokter atau ahli olahraga jika diperlukan.

Contoh Penggunaan Rumus DJJ dalam Latihan

Sebagai contoh penggunaan rumus DJJ dalam latihan, misalnya kita ingin melakukan latihan kardio dengan intensitas sedang. Kita memiliki denyut nadi 70 denyut per menit dan volume darah per denyut sebesar 70 ml. Untuk menentukan debit jantung kita, kita dapat menggunakan rumus DJJ:

Debit jantung = 70 x 70 = 4.900 ml/menit

Dalam latihan kardio dengan intensitas sedang, debit jantung yang diinginkan adalah sekitar 60-70% dari denyut nadi maksimum. Jika denyut nadi maksimum kita adalah 195 denyut per menit, maka kita dapat menghitung intensitas latihan yang diinginkan dengan rumus:

Intensitas latihan = 60-70% x (195 – usia)

Dalam contoh ini, jika usia kita 25 tahun, maka intensitas latihan yang diinginkan adalah:

Intensitas latihan = 60-70% x (195 – 25) = 102-119 denyut per menit

Dengan mengetahui debit jantung dan intensitas latihan yang diinginkan, kita dapat menyesuaikan durasi dan jenis latihan yang sesuai dengan kemampuan tubuh kita.

Kesimpulan

Dalam aktivitas olahraga, mengetahui debit jantung sangat penting untuk menentukan intensitas dan durasi latihan yang tepat sesuai dengan kemampuan tubuh kita. Rumus DJJ sederhana dan mudah digunakan untuk menghitung debit jantung kita. Dalam menentukan intensitas latihan, perhatikan kondisi tubuh kita dan jangan memaksakan diri untuk mencapai level yang tinggi atau sangat tinggi. Konsultasikan dengan dokter atau ahli olahraga jika diperlukan.

Sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button