Rumus Fixed Cost untuk Kaum Berotak
Hello Kaum Berotak, kali ini kita akan membahas tentang rumus fixed cost dalam dunia bisnis. Sebagai seorang pebisnis, tentunya kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah fixed cost. Fixed cost merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh sebuah perusahaan setiap bulannya, tanpa terpengaruh oleh jumlah produksi atau penjualan. Biaya ini biasanya meliputi sewa gedung, gaji karyawan, listrik, air, dan sebagainya.
Pentingnya Menghitung Fixed Cost
Menghitung fixed cost sangat penting untuk sebuah perusahaan karena dapat membantu dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat. Dengan mengetahui besarnya fixed cost, perusahaan dapat menghitung break even point atau titik impas, yaitu jumlah penjualan minimum yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Selain itu, perusahaan juga dapat menghitung margin of safety atau marjin keamanan, yaitu jumlah penjualan di atas break even point yang dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Rumus Fixed Cost
Untuk menghitung fixed cost, kita bisa menggunakan rumus sederhana berikut:
Fixed Cost = Total Biaya – (Biaya Variabel x Jumlah Unit)
Dalam rumus di atas, Total Biaya adalah jumlah semua biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu bulan, termasuk fixed cost dan biaya variabel. Biaya Variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada jumlah produksi atau penjualan, seperti biaya bahan baku atau biaya pengiriman. Sedangkan Jumlah Unit adalah jumlah produk yang diproduksi atau dijual dalam satu bulan.
Contoh Perhitungan Fixed Cost
Misalkan sebuah perusahaan memiliki total biaya sebesar Rp 10.000.000 per bulan. Biaya variabel per unit produk adalah Rp 5.000 dan perusahaan berhasil menjual 2.000 unit produk dalam satu bulan. Maka, fixed cost per bulan dapat dihitung sebagai berikut:
Fixed Cost = 10.000.000 – (5.000 x 2.000) = 10.000.000 – 10.000.000 = Rp 0
Dalam contoh di atas, perusahaan tidak memiliki fixed cost karena semua biayanya tergantung pada jumlah produksi atau penjualan. Namun, jika perusahaan memiliki biaya tetap seperti sewa gedung sebesar Rp 2.000.000 per bulan, maka fixed cost dapat dihitung sebagai berikut:
Fixed Cost = 2.000.000 – (5.000 x 2.000) = 2.000.000 – 10.000.000 = -8.000.000
Dalam contoh di atas, fixed cost per bulan adalah sebesar Rp 8.000.000. Artinya, perusahaan harus menjual minimal 1.600 unit produk (dengan biaya variabel sebesar Rp 5.000 per unit) agar tidak mengalami kerugian.
Kesimpulan
Dalam dunia bisnis, menghitung fixed cost sangat penting untuk membantu perusahaan mengambil keputusan bisnis yang tepat. Dengan mengetahui besarnya fixed cost, perusahaan dapat menghitung break even point dan margin of safety. Rumus fixed cost dapat dihitung dengan mengurangi biaya variabel dari total biaya perusahaan. Jadi, jangan lupa untuk menghitung fixed cost perusahaanmu agar dapat merencanakan bisnis dengan tepat!