Rumus Kalor Reaksi: Mengetahui Energi yang Dilepaskan atau Diserap oleh Reaksi

Hello Kaum Berotak! Kita pasti sudah sering mendengar istilah kalor reaksi, bukan? Tapi, apa sih sebenarnya rumus kalor reaksi itu? Mari kita bahas bersama-sama!

Apa itu Kalor Reaksi?

Sebelum membahas rumus kalor reaksi, kita perlu tahu terlebih dahulu apa itu kalor reaksi. Kalor reaksi adalah jumlah energi yang dilepaskan atau diserap oleh suatu reaksi kimia. Kalor reaksi bisa berupa kalor pembentukan, kalor reaksi, kalor netralisasi, dan kalor larutan. Pada umumnya, kalor reaksi diukur dalam satuan joule atau kalori.

Rumus Kalor Reaksi

Untuk menghitung kalor reaksi, kita perlu menggunakan rumus kalor reaksi. Rumus kalor reaksi adalah sebagai berikut:

ΔH = ΣnΔH_f(produk) – ΣnΔH_f(reaktan)

ΔH adalah kalor reaksi, Σn adalah jumlah mol produk atau reaktan, dan ΔH_f adalah kalor pembentukan standar. Rumus kalor reaksi ini hanya berlaku untuk reaksi yang berlangsung pada kondisi standar.

Contoh Soal Rumus Kalor Reaksi

Supaya lebih jelas, yuk kita lihat contoh soal rumus kalor reaksi berikut ini:

Reaksi pembakaran metana (CH₄) menghasilkan air (H₂O) dan karbon dioksida (CO₂). Tentukan kalor reaksi pembakaran metana jika diketahui kalor pembentukan standar CH₄, CO₂, dan H₂O berturut-turut adalah -74,8 kJ/mol, -393,5 kJ/mol, dan -285,8 kJ/mol.

Penyelesaian:

CH₄ + 2O₂ → CO₂ + 2H₂O

ΔH = ΣnΔH_f(produk) – ΣnΔH_f(reaktan)

ΔH = [1(-393,5 kJ/mol) + 2(-285,8 kJ/mol)] – [1(-74,8 kJ/mol)]

ΔH = -890,8 kJ/mol

Jadi, kalor reaksi pembakaran metana adalah -890,8 kJ/mol.

Kesimpulan

Rumus kalor reaksi adalah rumus yang digunakan untuk menghitung kalor reaksi suatu reaksi kimia. Rumus tersebut hanya berlaku pada kondisi standar. Untuk menghitung kalor reaksi, kita perlu mengetahui jumlah mol produk atau reaktan serta kalor pembentukan standar. Dengan menguasai rumus kalor reaksi, kita dapat mengetahui jumlah energi yang dilepaskan atau diserap oleh reaksi kimia.

Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!