Rumus Loading Dose: Cara Cepat Mengoptimalkan Efek Obat
Hello Kaum Berotak, kali ini kita akan membahas tentang rumus loading dose, sebuah konsep penting dalam dunia farmakologi. Apa itu loading dose? Bagaimana cara menghitungnya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Apa Itu Loading Dose?
Sebelum membahas cara menghitungnya, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu loading dose. Loading dose adalah dosis awal dari suatu obat yang diberikan untuk mencapai konsentrasi terapeutik dalam darah dengan cepat. Dalam kata lain, loading dose adalah cara cepat untuk mengoptimalkan efek obat.
Pemberian loading dose biasanya dilakukan pada obat-obat dengan khasiat terapi yang lambat, seperti antibiotik atau antiepilepsi. Dengan memberikan loading dose, maka konsentrasi obat dalam darah akan mencapai level terapeutik dengan lebih cepat, sehingga efek terapeutiknya bisa dirasakan lebih cepat juga.
Cara Menghitung Loading Dose
Untuk menghitung loading dose, pertama-tama kita harus mengetahui beberapa parameter, yaitu:
- Dosis obat per kilogram berat badan (mg/kg)
- Berat badan pasien (kg)
- Volume distribusi (Vd) obat (L/kg)
Dari parameter di atas, rumus untuk menghitung loading dose adalah sebagai berikut:
Loading dose (mg) = Dosis obat per kg BB x Berat badan pasien x Vd
Sebagai contoh, Misalnya kita hendak memberikan loading dose amoxicillin pada pasien dewasa dengan berat badan 70 kg. Dosis amoxicillin per kilogram berat badan adalah 20 mg/kg, dan Vd amoxicillin adalah 0,25 L/kg. Maka, untuk menghitung loading dose amoxicillin, kita dapat menggunakan rumus di atas:
Loading dose amoxicillin = 20 mg/kg x 70 kg x 0,25 L/kg = 3500 mg
Contoh Kasus Penggunaan Loading Dose
Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai penggunaan loading dose, mari kita lihat sebuah contoh kasus. Seorang pasien bernama Budi datang ke rumah sakit dengan gejala epilepsi. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menyarankan untuk memberikan phenytoin sebagai terapi.
Dosis fenitoin yang direkomendasikan adalah 5-7 mg/kg BB/hari, diberikan dengan dosis terbagi dalam 2-3 kali pemberian per hari. Namun, karena efek terapi fenitoin tergolong lambat, dokter memutuskan untuk memberikan loading dose fenitoin pada pasien Budi.
Untuk menghitung loading dose fenitoin, dokter menggunakan parameter berat badan Budi yang sebesar 70 kg, dan Vd fenitoin yang sebesar 0,7 L/kg. Dengan rumus yang telah kita pelajari sebelumnya, dokter dapat menghitung loading dose fenitoin sebagai berikut:
Loading dose fenitoin = 5 mg/kg x 70 kg x 0,7 L/kg = 245 mg
Jadi, dokter memberikan loading dose fenitoin sebesar 245 mg pada pasien Budi. Setelah itu, dokter akan memberikan dosis fenitoin yang terbagi dalam beberapa kali pemberian per hari.
Kesimpulan
Dalam dunia farmakologi, loading dose merupakan konsep penting yang digunakan untuk mengoptimalkan efek terapi obat. Loading dose diberikan untuk mencapai konsentrasi terapeutik dalam darah dengan cepat. Untuk menghitung loading dose, kita harus mengetahui dosis obat per kilogram berat badan, berat badan pasien, dan volume distribusi obat. Dengan menghitung loading dose dengan benar, maka efek terapi obat bisa dirasakan lebih cepat dan optimal.