Rumus Opportunity Cost: Menghitung Biaya Peluang dengan Mudah
Hello, Kaum Berotak! Jika kamu sedang belajar ekonomi, pasti sudah tidak asing dengan istilah opportunity cost atau biaya peluang. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap kali kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka kita juga harus merelakan kesempatan lain yang mungkin lebih baik.
Namun, bagaimana cara menghitung opportunity cost secara matematis? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa itu Opportunity Cost?
Sebelum membahas rumusnya, mari kita ulas kembali apa yang dimaksud dengan opportunity cost. Secara sederhana, opportunity cost adalah biaya yang harus kita relakan ketika memilih satu alternatif dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Misalnya, jika kamu memilih untuk berlibur ke Bali selama 5 hari, maka kamu harus merelakan kesempatan untuk mengikuti seminar bisnis yang berlangsung di Jakarta pada hari yang sama. Biaya yang harus kamu relakan untuk mengikuti seminar tersebut adalah opportunity cost dari liburanmu ke Bali.
Dalam ekonomi, opportunity cost sering dihubungkan dengan konsep trade-off atau pengorbanan yang harus dilakukan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Misalnya, jika kamu ingin membeli sebuah mobil, maka kamu harus merelakan pengeluaran untuk hal-hal lain seperti liburan atau investasi.
Rumus Opportunity Cost
Sekarang, mari kita bahas rumus opportunity cost. Secara matematis, rumus ini dapat dihitung dengan cara:
Opportunity Cost = Biaya Alternatif Terbaik – Biaya yang Dipilih
Misalnya, kamu ingin membeli sebuah laptop baru dengan harga 10 juta. Namun, kamu juga bisa memilih untuk membeli sebuah smartphone baru dengan harga 5 juta atau membeli saham senilai 7 juta. Biaya alternatif terbaik adalah smartphone baru dengan harga 5 juta, sehingga opportunity cost dari pembelian laptop baru adalah:
Opportunity Cost = 5 juta – 10 juta = -5 juta
Dalam hal ini, nilai opportunity cost adalah negatif karena biaya yang dipilih (pembelian laptop) lebih besar daripada biaya alternatif terbaik (pembelian smartphone). Artinya, jika kamu memilih untuk membeli laptop, maka kamu harus merelakan kesempatan untuk membeli smartphone dan rugi sebesar 5 juta.
Contoh Lain Rumus Opportunity Cost
Untuk memahami rumus opportunity cost lebih jelas, mari kita lihat contoh-contoh lainnya:
Contoh 1: Kamu memiliki waktu luang 2 jam pada hari Sabtu. Kamu bisa memilih untuk membaca buku atau nonton film. Biaya alternatif terbaik adalah membaca buku karena kamu bisa belajar hal baru dan meningkatkan pengetahuanmu. Biaya yang dipilih adalah nonton film. Maka, opportunity cost dari nonton film adalah:
Opportunity Cost = 0 (biaya alternatif terbaik) – 2 jam (biaya yang dipilih) = -2 jam
Dalam hal ini, nilai opportunity cost adalah negatif karena kamu merugikan dirimu sendiri dengan memilih nonton film daripada membaca buku.
Contoh 2: Kamu memiliki uang sebesar 20 juta dan bisa memilih untuk membeli mobil atau investasi saham. Biaya alternatif terbaik adalah investasi saham karena kamu bisa mendapatkan keuntungan lebih di masa depan. Biaya yang dipilih adalah membeli mobil. Maka, opportunity cost dari membeli mobil adalah:
Opportunity Cost = Keuntungan dari Investasi Saham – Biaya Membeli Mobil
Sayangnya, keuntungan dari investasi saham tidak dapat diprediksi secara pasti, sehingga sulit untuk menghitung opportunity cost dengan akurat. Namun, kamu bisa memperkirakan potensi keuntungan dari investasi saham untuk membantu kamu memutuskan apakah lebih baik membeli mobil atau berinvestasi.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rumus opportunity cost adalah:
Opportunity Cost = Biaya Alternatif Terbaik – Biaya yang Dipilih
Dengan menghitung opportunity cost, kita bisa lebih bijak dalam membuat keputusan dan menghindari kerugian di masa depan. Selain itu, kita juga bisa memperoleh hasil yang lebih baik dalam jangka panjang dengan mengorbankan hal-hal yang kurang penting di masa kini.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu, Kaum Berotak! Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.