RUMUS

Rumus Silogisme: Memahami Logika Dengan Santai

Hello Kaum Berotak! Kali ini kita akan membahas tentang rumus silogisme. Apakah kamu pernah mendengar istilah ini sebelumnya? Jika belum, jangan khawatir karena kita akan membahasnya dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami. Jadi, simak terus artikel ini ya!

Apa Itu Silogisme?

Sebelum membahas tentang rumus silogisme, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu silogisme. Silogisme adalah sebuah bentuk argumen yang terdiri dari dua premis atau proposisi dan sebuah kesimpulan. Premis atau proposisi adalah pernyataan yang berfungsi sebagai dasar atau alasan untuk mencapai kesimpulan.

Contoh sederhana dari silogisme adalah:

Premis 1: Semua manusia adalah makhluk bernyawa.

Premis 2: Saya adalah manusia.

Kesimpulan: Saya adalah makhluk bernyawa.

Itu adalah contoh sederhana dari silogisme. Pada dasarnya, silogisme digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan dengan menggunakan premis yang sudah diterima kebenarannya.

Rumus Silogisme

Sekarang kita akan membahas tentang rumus silogisme. Ada beberapa rumus silogisme yang bisa digunakan, namun yang paling umum digunakan adalah rumus Barbara. Rumus Barbara dapat digambarkan sebagai berikut:

Mayor: Semua A adalah B.

Minor: Semua C adalah A.

Kesimpulan: Semua C adalah B.

Contoh dari penerapan rumus Barbara adalah:

Mayor: Semua anjing adalah hewan.

Minor: Semua kucing adalah anjing.

Kesimpulan: Semua kucing adalah hewan.

Itulah contoh penerapan rumus Barbara. Ada beberapa rumus silogisme lainnya seperti rumus Celarent, Darii, Ferio, dan lain-lain. Namun, pada dasarnya rumus-rumus tersebut memiliki prinsip yang sama dengan rumus Barbara.

Cara Menerapkan Rumus Silogisme

Setelah memahami rumus silogisme, langkah selanjutnya adalah memahami cara menerapkannya. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam menerapkan rumus silogisme, yaitu:

1. Identifikasi mayor dan minor.

Pada silogisme, ada dua premis atau proposisi yang disebut mayor dan minor. Mayor adalah pernyataan yang lebih umum, sedangkan minor adalah pernyataan yang lebih khusus.

2. Identifikasi kata kunci.

Pada setiap premis, ada beberapa kata yang menjadi kunci atau penentu dari kebenaran premis tersebut. Kata kunci ini sangat penting untuk menentukan kesimpulan yang tepat.

3. Tentukan bentuk silogisme.

Setelah mengidentifikasi mayor, minor, dan kata kunci, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk silogisme yang digunakan. Ada beberapa bentuk silogisme seperti AAI, EAO, dan lain-lain.

4. Tentukan kesimpulan.

Setelah menentukan bentuk silogisme, langkah terakhir adalah menentukan kesimpulan yang tepat dari premis yang sudah ada.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, kamu bisa menerapkan rumus silogisme dengan tepat dan benar.

Contoh Penerapan Rumus Silogisme

Untuk memperjelas pemahaman kita tentang rumus silogisme, berikut ini adalah contoh penerapannya:

Mayor: Semua manusia adalah makhluk berakal.

Minor: Saya adalah manusia.

Kesimpulan: Saya adalah makhluk berakal.

Contoh di atas adalah penerapan rumus Barbara. Pada premis mayor, kita menggunakan kata “semua” yang menunjukkan bahwa semua manusia memiliki sifat sebagai makhluk berakal. Pada premis minor, kita menggunakan kata “saya” yang menunjukkan bahwa “saya” termasuk dalam kelompok manusia. Dari kedua premis tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa “saya” juga memiliki sifat sebagai makhluk berakal.

Contoh lainnya adalah:

Mayor: Semua buah-buahan mengandung vitamin C.

Minor: Jeruk adalah buah-buahan.

Kesimpulan: Jeruk mengandung vitamin C.

Contoh di atas adalah penerapan rumus Celarent. Pada premis mayor, kita menggunakan kata “semua” yang menunjukkan bahwa semua buah-buahan memiliki sifat mengandung vitamin C. Pada premis minor, kita menggunakan kata “jeruk” yang menunjukkan bahwa jeruk termasuk dalam kelompok buah-buahan. Dari kedua premis tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa jeruk juga memiliki sifat mengandung vitamin C.

Kesimpulan

Setelah membaca artikel ini, kita bisa memahami bahwa rumus silogisme adalah sebuah bentuk argumen yang terdiri dari dua premis atau proposisi dan sebuah kesimpulan. Ada beberapa rumus silogisme yang bisa digunakan, namun yang paling umum digunakan adalah rumus Barbara. Dalam menerapkan rumus silogisme, kita perlu mengidentifikasi mayor, minor, kata kunci, dan bentuk silogisme yang digunakan. Dengan menerapkan rumus silogisme dengan tepat dan benar, kita bisa mencapai kesimpulan yang tepat dan logis.

Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button