Rumus Terzaghi: Cara Mudah Menghitung Perhitungan Teknik Sipil
Hello Kaum Berotak, apa kabar? Kali ini kita akan membahas tentang rumus terzaghi dalam perhitungan teknik sipil. Bagi para mahasiswa teknik sipil, pasti sudah tidak asing lagi dengan rumus ini. Tapi, bagi yang baru belajar, jangan khawatir. Kita akan membahasnya dengan santai dan mudah dipahami. Yuk, simak artikel berikut ini.
Sebelum membahas rumus Terzaghi, mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu perhitungan teknik sipil. Perhitungan teknik sipil adalah cara menghitung struktur bangunan, jalan, jembatan, dan lain sebagainya agar dapat menahan beban yang diberikan. Dalam perhitungan tersebut, dibutuhkan rumus yang tepat dan akurat, salah satunya adalah rumus Terzaghi.
Rumus Terzaghi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli geoteknik bernama Karl von Terzaghi pada tahun 1925. Rumus ini digunakan untuk menghitung daya dukung tanah, yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban yang diberikan oleh struktur bangunan.
Perhitungan daya dukung tanah sangat penting dilakukan karena jika tidak dilakukan dengan tepat, dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan atau struktur yang didirikan di atas tanah tersebut. Oleh karena itu, penting bagi para mahasiswa teknik sipil untuk memahami dan menguasai rumus Terzaghi ini.
Rumus Terzaghi sendiri terdiri dari tiga komponen, yaitu berat isi tanah (γ), kedalaman (D), dan koefisien penguat lateral (K). Rumus ini dapat dinyatakan sebagai berikut: q = γ × D + γ × B × K
q adalah daya dukung tanah dalam satuan Newton per meter persegi (N/m2), γ adalah berat isi tanah dalam satuan Newton per meter kubik (N/m3), D adalah kedalaman dari permukaan tanah (m), B adalah lebar pondasi (m), dan K adalah koefisien penguat lateral.
Koefisien penguat lateral sendiri merupakan nilai yang digunakan untuk menghitung pengaruh pondasi yang diletakkan di atas tanah terhadap tanah di sekitarnya. Nilai K sendiri bergantung pada jenis tanah yang digunakan dan dapat dihitung menggunakan rumus yang berbeda-beda.
Namun, rumus Terzaghi tidak selalu dapat digunakan dalam semua kondisi tanah. Rumus ini hanya dapat digunakan untuk tanah yang memiliki daya dukung yang cukup tinggi. Jika tanah yang digunakan memiliki daya dukung rendah, maka diperlukan rumus yang lain untuk menghitung daya dukung tanah tersebut.
Untuk menghitung daya dukung tanah dengan rumus Terzaghi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan nilai berat isi tanah (γ) dan kedalaman (D). Setelah itu, hitung nilai koefisien penguat lateral (K) menggunakan rumus yang sesuai.
Setelah semua nilai telah diperoleh, masukkan ke dalam rumus Terzaghi dan hitunglah nilai daya dukung tanah (q). Setelah nilai daya dukung tanah diperoleh, bandingkan dengan beban yang akan diberikan pada struktur bangunan untuk menentukan apakah daya dukung tanah tersebut sudah cukup untuk menahan beban tersebut atau tidak.
Sebagai contoh, jika kita ingin membangun sebuah rumah dengan berat total 100 ton di atas tanah berjenis lempung dengan kedalaman 2 meter dan lebar pondasi 3 meter, maka kita dapat menggunakan rumus Terzaghi untuk menghitung daya dukung tanah tersebut.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan nilai berat isi tanah dan kedalaman. Jika berat isi tanah adalah 20 kN/m3 dan kedalaman adalah 2 meter, maka kita dapat menghitung nilai γ × D = 20 kN/m3 × 2 m = 40 kN/m2.
Selanjutnya, kita harus menghitung nilai koefisien penguat lateral (K) menggunakan rumus yang sesuai. Jika nilai K adalah 0,4, maka kita dapat menghitung nilai γ × B × K = 20 kN/m3 × 3 m × 0,4 = 24 kN/m2.
Setelah semua nilai diperoleh, kita dapat menghitung nilai daya dukung tanah menggunakan rumus Terzaghi. Jadi, q = γ × D + γ × B × K = 40 kN/m2 + 24 kN/m2 = 64 kN/m2. Jika nilai daya dukung tanah lebih besar dari 100 ton, maka tanah tersebut sudah cukup kuat untuk menahan beban rumah tersebut.
Demikianlah penjelasan tentang rumus Terzaghi. Meskipun terdengar rumit, namun dengan memahami langkah-langkahnya, kita dapat menghitung daya dukung tanah dengan mudah dan akurat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kaum berotak yang sedang mempelajari teknik sipil. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!